BREAKING NEWS

Penampakan Gapura Candi Bhre Kahuripan Mojokerto Pasca Diekskavasi

 


Mojokerto - Ekskavasi pada 22 hingga 29 Juli 2024 berhasil menemukan gapura sebagai pintu masuk ke Candi Bhre Kahuripan di Desa Klinterejo, Sooko, Mojokerto. Gapura ini cukup megah sebab panjangnya saja mencapai 11,5 meter.

Ketua Tim Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim, Muhammad Ichwan mengatakan, ekskavasi kali ini didanai Disbudporapar Kabupaten Mojokerto. Targetnya mengungkap gapura candi di sudut tenggara lapangan sepakbola Klinterejo.


Penggalian arkeologi selama tujuh hari, lanjut Ichwan, berhasil menampakkan struktur sisa gapura Candi Bhre Kahuripan. Bangunan kuno ini tersisa 2 hingga 12 lapis bata merah. Meski hanya pondasinya yang tersisa, kemegahan gapura ini tampak jelas.

Sebab, panjangnya dari timur ke barat mencapai 11,5 meter. Sedangkan lebarnya belum diketahui karena baru setengah tapak gapura yang berhasil ditemukan. Uniknya lagi, posisi gapura tidak lurus dengan tangga Candi Bhre Kahuripan karena ada di sisi selatan.

Dalam ekskavasi tahun sebelumnya, kata Ichwan, ditemukan struktur sisa pilar sekitar 2 hingga 3 meter sebelah utara gapura Candi Bhre Kahuripan. Sisa-sisa pilar ini luasnya mencapai 2,8x2,8 meter persegi. Sekitar 20 meter di utaranya ditemukan struktur serupa hasil ekskavasi 22 sampai 29 Juli 2024. Struktur tapak pilar terhubung pagar yang tebalnya 100 cm.

Temuan tersebut akhirnya memunculkan hipotesis baru. Ichwan menduga, terdapat dua gapura sebagai pintu masuk ke Candi Bhre Kahuripan. Yaitu di sebelah selatan dan utara struktur pilar.

Hipotesis kami, gapura di sisi kanan dan kiri pilaran tersebut. PR kami memastikan apakah di utara pilaran ada gapura lagi," jelasnya.

Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan dikerjakan oleh BPK Wilayah XI Jatim secara bertahap sejak tahun 2018. Halaman utama atau area sakral Situs Bhre Kahuripan berupa candi seluas 14x14 meter persegi berbahan batu andesit. Di tengahnya terdapat batu yoni berdimensi 191x184x121 cm. Ukiran pada kiri atas yoni menunjukkan angka tahun 1294 saka atau 1372 masehi.

Di dalam sumur Candi Bhre Kahuripan ditemukan lempengan emas berbentuk kura-kura sepanjang 6 cm. Sebuah arca berbahan batu andesit setinggi 200 cm, lebar 180 cm dan tebal 25-30 cm juga ditemukan di candi ini. Sayangnya, wujud arca tersebut tidak bisa dikenali karena sudah dirusak.

Sesuai angka tahun di batu yoni, Candi Bhre Kahuripan ini dibangun pada zaman Majapahit ketika Raja Hayam Wuruk memerintah 1350-1389 masehi. Para arkeolog meyakini candi tersebut dibangun untuk mendarmakan Ibu Hayam Wuruk, Tribhuwana Tunggadewi.

Tribhuwana menjadi ratu pertama Majapahit menggantikan saudaranya, Jayanegara. Ia memimpin dari tahun 1328 masehi sampai turun tahta tahun 1350 masehi. Mahkotanya lantas ia serahkan kepada putranya, Hayam Wuruk. Bhre Kahuripan merupakan salah satu gelar bagi Tribhuwana.

Candi Bhre Kahuripan ternyata dikelilingi pagar yang sangat luas. Panjangnya dari barat ke timur mencapai 183 meter, sedangkan lebarnya dari utara ke selatan 121 meter. Gerbang masuk utama di pagar sisi barat.

Sebab ditemukan 3 tapak gapura yang masing-masing berdenah cruciform seluas 26x20 meter persegi. Tapak gapura menyambung dengan struktur sisa-sisa pagar yang tebalnya 130-135 cm.

Pagar sisi utara juga tak kalah megah karena tebal struktur yang tersisa mencapai 100-105 cm. Dari sudut barat laut sampai timur laut terdapat 5 tapak pilar yang masing-masing berdenah bujur sangkar seluas 3,7x3,8 meter persegi. Antarpilar berjarak 40 meter.

Tinggal pagar sisi timur dan selatan yang belum ditampakkan sepenuhnya. Ekskavasi pagar sisi timur terganjal jalan aspal penghubung Desa Klinterejo dengan Desa Panggih, Kecamatan Trowulan. Sedangkan pagar sisi selatan sudah ditemukan di beberapa titik gali.



Post a Comment

       KLIK DISINI