17 Korban Meninggal Ditemukan dalam Longsor di Petungkriyono Pekalongan
Smallest Font
Largest Font
Pekalongan – BUSERMEDIAINVESTIGASI.ID
Korban meninggal dunia akibat bencana tanah longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, terus bertambah. Hingga Selasa (21/1/2025) malam, sebanyak 17 jenazah berhasil ditemukan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, relawan, dan warga setempat.
Bencana tersebut terjadi akibat curah hujan yang sangat tinggi sejak awal pekan ini, mengakibatkan tebing di beberapa desa runtuh dan menimbun permukiman.
Kepala BPBD Kabupaten Pekalongan, Agus Santoso, menyampaikan bahwa pencarian korban sempat dihentikan pada Selasa malam karena cuaca yang tidak mendukung dan minimnya pencahayaan.
"Proses pencarian akan kembali dilanjutkan Rabu (22/1/2025) pagi dengan penambahan alat berat untuk mempercepat evakuasi. Fokus kami saat ini adalah menyisir area yang masih rawan longsor," ujar Agus.
Evakuasi dan Kendala di Lapangan
Proses pencarian korban menghadapi berbagai kendala, termasuk akses menuju lokasi yang terputus akibat jalan tertutup material longsor. Tim evakuasi harus berjalan kaki sejauh beberapa kilometer membawa peralatan untuk menggali. Sementara itu, hujan yang masih turun membuat lokasi longsor menjadi licin dan berbahaya.
Warga yang selamat dari musibah ini sementara diungsikan ke lokasi yang lebih aman, seperti balai desa dan sekolah.
Mereka menerima bantuan berupa makanan, selimut, dan obat-obatan dari pemerintah daerah dan para relawan.
Imbauan untuk Masyarakat
Pemerintah mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan longsor untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan. "Kami mengingatkan masyarakat agar segera mengungsi apabila hujan deras kembali turun dalam waktu lama," tambah Agus.
Tragedi ini menjadi pengingat betapa pentingnya mitigasi bencana, terutama di daerah pegunungan seperti Petungkriyono. Pemerintah daerah diharapkan dapat mempercepat program relokasi warga yang tinggal di zona merah bencana agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Harapannya, proses evakuasi dapat segera menemukan korban lainnya, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Doa dan dukungan seluruh masyarakat Indonesia sangat diperlukan dalam situasi sulit ini.(Aim-Jateng).
Korban meninggal dunia akibat bencana tanah longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, terus bertambah. Hingga Selasa (21/1/2025) malam, sebanyak 17 jenazah berhasil ditemukan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, relawan, dan warga setempat.
Bencana tersebut terjadi akibat curah hujan yang sangat tinggi sejak awal pekan ini, mengakibatkan tebing di beberapa desa runtuh dan menimbun permukiman.
Kepala BPBD Kabupaten Pekalongan, Agus Santoso, menyampaikan bahwa pencarian korban sempat dihentikan pada Selasa malam karena cuaca yang tidak mendukung dan minimnya pencahayaan.
"Proses pencarian akan kembali dilanjutkan Rabu (22/1/2025) pagi dengan penambahan alat berat untuk mempercepat evakuasi. Fokus kami saat ini adalah menyisir area yang masih rawan longsor," ujar Agus.
Evakuasi dan Kendala di Lapangan
Proses pencarian korban menghadapi berbagai kendala, termasuk akses menuju lokasi yang terputus akibat jalan tertutup material longsor. Tim evakuasi harus berjalan kaki sejauh beberapa kilometer membawa peralatan untuk menggali. Sementara itu, hujan yang masih turun membuat lokasi longsor menjadi licin dan berbahaya.
Warga yang selamat dari musibah ini sementara diungsikan ke lokasi yang lebih aman, seperti balai desa dan sekolah.
Mereka menerima bantuan berupa makanan, selimut, dan obat-obatan dari pemerintah daerah dan para relawan.
Imbauan untuk Masyarakat
Pemerintah mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan longsor untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan. "Kami mengingatkan masyarakat agar segera mengungsi apabila hujan deras kembali turun dalam waktu lama," tambah Agus.
Tragedi ini menjadi pengingat betapa pentingnya mitigasi bencana, terutama di daerah pegunungan seperti Petungkriyono. Pemerintah daerah diharapkan dapat mempercepat program relokasi warga yang tinggal di zona merah bencana agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Harapannya, proses evakuasi dapat segera menemukan korban lainnya, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Doa dan dukungan seluruh masyarakat Indonesia sangat diperlukan dalam situasi sulit ini.(Aim-Jateng).
Channel Official
Channel busermediainvestigasi.id
Untuk
mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.