BREAKING NEWS

Kebutaan Hati: Sebuah Peringatan dari Surat Al-Isra' Ayat 72

Surat Al-Isra' ayat 72 memberikan peringatan keras tentang bahaya kebutaan hati.  Ayat ini berbunyi:  "وَمَنْ كَانَ فِيْ هٰذِهٖٓ اَعْمٰى فَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ اَعْمٰى وَاَضَلُّ سَبِيْلًا" yang artinya: "Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)."
 
Ayat ini bukan sekadar metafora.  Ia menggambarkan sebuah realitas spiritual yang serius.  "Kebutaan hati" di sini merujuk pada ketidakmampuan seseorang untuk memahami dan menerima kebenaran, khususnya kebenaran tentang Allah SWT dan jalan hidup yang diridhai-Nya.  Ini bukanlah kebutaan fisik, melainkan kebutaan spiritual yang jauh lebih berbahaya.  Seseorang yang buta hatinya mungkin memiliki pengetahuan luas tentang dunia, namun ia gagal memahami hal-hal yang paling penting: tujuan hidup, hubungannya dengan Sang Pencipta, dan tanggung jawabnya di dunia.

 Jika di Dunia tidak memahami Tuhan Jangan berharap memahamiNya di Akhirat

Orang yang mengalami kebutaan hati seringkali terjebak dalam hawa nafsu, mengikuti keinginan ego, dan menutup mata terhadap petunjuk-petunjuk Ilahi.  Mereka mungkin terlena dengan kesenangan duniawi yang fana, sehingga mengabaikan akhirat yang kekal.  Mereka mudah terpengaruh oleh godaan syaitan dan terjerumus dalam berbagai macam dosa.
 
Penting untuk diingat: jika di dunia seseorang tidak mampu mengenal dan memahami Allah SWT, jangan berharap untuk dapat mengenal dan memahami-Nya di akhirat.  Kemampuan untuk mengenal Allah SWT merupakan karunia dan rahmat-Nya.  Di dunia, Allah SWT telah memberikan berbagai petunjuk melalui Al-Quran, sunnah Nabi Muhammad SAW, dan akal pikiran yang sehat.  Jika seseorang menolak atau mengabaikan petunjuk-petunjuk tersebut, maka ia telah menutup pintu hatinya sendiri terhadap cahaya Ilahi.  Konsekuensinya, di akhirat, kebutaan hatinya akan semakin parah, dan ia akan semakin jauh tersesat dari jalan yang benar.
 
Oleh karena itu, ayat ini menjadi sebuah panggilan bagi kita untuk selalu berusaha membersihkan hati kita dari segala macam kotoran, seperti kesombongan, kedengkian, dan keangkuhan.  Kita harus senantiasa memohon petunjuk kepada Allah SWT agar diberikan hidayah dan kemampuan untuk memahami kebenaran.  Kita perlu merenungkan kehidupan kita, apakah kita telah berjalan di jalan yang benar, atau justru terjerumus dalam kebutaan hati yang membahayakan.  Dengan menyadari bahaya kebutaan hati, kita dapat berusaha untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbaiki diri agar terhindar dari kesesatan.  Semoga Allah SWT selalu membimbing kita ke jalan yang lurus.
Post a Comment

       KLIK DISINI