Dari Lahan Pasir ke Sawah Emas: Kisah Sukses Warga Sidorahayu yang Terganjal Oknum Pemeras
LAMPUNG TIMUR, BUSERMEDIAINVESTIGASI.ID – Ketekunan dan inovasi warga Desa Sidorahayu, Kecamatan Waway Karya, Lampung Timur, berbuah hasil manis. Suratman (45), seorang petani setempat, berhasil mengubah lahan seluas 3.000 meter persegi yang sebelumnya tidak produktif menjadi sawah subur berkat usaha kerasnya. Namun, keberhasilan ini kini terancam oleh ulah oknum tak bertanggung jawab yang melakukan intimidasi dan pemerasan.
Perjuangan Mengubah Lahan Pasir Jadi Sawah Subur
Lahan milik Suratman awalnya tertutup lapisan pasir tebal, membuatnya sulit ditanami padi. Hasil panen sebelumnya hanya enam karung gabah, jauh dari potensi optimal. Tak menyerah, ia menyewa excavator selama 50 jam dengan total biaya Rp27,5 juta untuk membuang pasir tersebut. Untuk menutupi biaya, pasir hasil galian dijual ke warga sekitar.
Upayanya membuahkan hasil luar biasa. Lahan yang semula gersang kini mampu menghasilkan 36 karung gabah, enam kali lipat dari sebelumnya. "Saya yakin lahan ini bisa produktif asal dikelola dengan benar. Hasilnya membuktikan bahwa usaha tidak mengkhianati hasil," ujar Suratman.
Inspirasi untuk Warga Lain Terhambat Intimidasi
Kesuksesan Suratman memicu semangat warga lain untuk mengikuti jejaknya. Sayangnya, niat baik ini dihambat oleh oknum yang mengaku dari "media" atau "instansi terkait". Mereka melarang pengambilan pasir dan meminta "uang rokok" atau "uang bensin" sebagai syarat melanjutkan aktivitas.
Kepala Desa Sumberrejo, Jeni Aditia, yang turut mendampingi warga Sidorahayu, mengecam tindakan tersebut. "Warga hanya ingin meningkatkan produktivitas lahan, bukan menambang secara liar. Ini adalah upaya positif yang sejalan dengan program pemerintah perluasan lahan pertanian. Tidak boleh ada pihak yang memeras atau menakut-nakuti," tegasnya.
Ia menambahkan, sejumlah warga kini merasa tertekan dan menghentikan sementara proses pencetakan sawah. "Mereka meminta pendampingan agar kegiatan bisa berjalan aman. Kami akan berkoordinasi dengan aparat untuk mengatasi gangguan ini," lanjut Jeni.
Seruan kepada Pemerintah dan Aparat
Warga berharap pemerintah daerah dan kepolisian turun tangan memberikan perlindungan. "Kami hanya ingin hidup sejahtera dengan cara halal. Jangan biarkan oknum merusak semangat kami," ujar salah satu petani yang enggan disebut namanya.
Upaya Suratman dan warga Sidorahayu sejalan dengan program perluasan lahan pertanian yang digaungkan pemerintah pusat. Namun, tanpa dukungan penegakan hukum, inisiatif seperti ini berisiko gagal akibat ulah pihak tak bertanggung jawab.
Pihak Kepolisian Resor Lampung Timur menyatakan akan menyelidiki laporan ini. "Masyarakat tidak perlu takut melaporkan pemerasan. Kami akan tindak tegas oknum yang mengganggu," kata AKP Rudi Hartono, Kasat Reskrim Polres Lampung Timur.
Harapannya, kolaborasi antara warga, pemerintah desa, dan aparat dapat mengamankan upaya peningkatan produktivitas pertanian yang berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat.(Mahrus Lampung)