Diduga Oknum Pemakan Uang Rakyat Panik Gelar Rapat Tengah Malam Setelah Pemotongan BSU Terkuak
Gresik- BUSERMEDIAINVESTIGASI.ID
Update Terkini Kelanjutan Gelombang skandal pemotongan Bantuan Subsidi Upah (BSU) di Desa Duduk Sampeyan rupanya membuat jajaran pemerintah desa kehilangan kendali.
Terungkap, sesaat setelah pemberitaan viral mencuat ke publik, Pemdes Duduk Sampeyan secara mendadak menggelar musyawarah pada larut malam, waktu yang tidak lazim untuk sebuah agenda resmi pemerintahan.
Suwari, Ketua PAC BRNR (Barisan Relawan Nusantara Raya), menyampaikan bahwa berdasarkan informasi dari narasumber terpercaya internal desa, adanya rapat tersebut digelar nyaris tengah malam di Balai Desa, hanya beberapa jam setelah berita mencuat. “Biasanya rapat paling malam jam 8, ini nyaris tengah malam. Wajah-wajah panik, bahkan ada yang saling menyalahkan,” ungkapnya.
Kenapa Harus Tengah Malam? Ada Apa yang Ditutupi?
Langkah gelap ini memicu spekulasi liar di tengah masyarakat. Banyak yang menduga bahwa pertemuan tersebut bukan sekadar rapat klarifikasi, melainkan manuver darurat untuk menutup celah skandal yang mulai terbuka lebar.
Sebelumnya, telah diungkap bahwa sejumlah warga penerima BSU dimintai “setoran balik” oleh oknum perangkat desa. Setelah dibongkar oleh relawan BRNR, sebagian dana disebut telah dikembalikan. Namun pengembalian itu tidak merata, baik jumlah maupun sasarannya.
Lebih mengejutkan lagi, tim investigasi kami mendapatkan informasi bahwa malam sebelum pengembalian, sejumlah rumah warga didatangi oleh jajaran perangkat desa, termasuk lurah, sekdes, dan kasun. Setelah mendapat tekanan dari Ormas BRNR, BSU yang sebelumnya tidak utuh akhirnya dibayarkan penuh
Sementara di RT lain, hanya Rp100 ribu yang dibayarkan kembali, bahkan ada warga yang tidak menerima pengembalian sama sekali.
Sekretaris Desa, Abdul Aziz Wasik, Jumat (01/08/2025) lalu sempat mengakui adanya pemotongan BSU, namun berdalih bahwa itu adalah “kesalahpahaman teknis” dan berjanji akan mengembalikannya.
Suwari mengecam keras tindakan tersebut. “Wong maling pitik ae nek kecel Yo digebuki Yo dihukum. Iki kok enak temen,” ujar Suwari, menyoroti bahwa tindakan pemotongan bantuan rakyat seharusnya diproses secara hukum, bukan sekadar klarifikasi atau pengembalian sepihak.
Hasil investigasi lanjutan tim BUSER Rabu 6/8/2025 menguak fakta-fakta baru yang semakin menguatkan dugaan adanya skandal terorganisir:
Setelah berita viral, pihak desa langsung bergerak cepat dengan menggelar rapat mendadak. Hal ini justru memperkuat kesan bahwa mereka panik dan sedang menutupi sesuatu.
Saat tim investigasi ke kantor desa, para perangkat, Kasipem, Kaur Umum mereka tidak berani memberikan klarifikasi mereka beralasan tidak tahu menahu soal dana BSU tersebut.Kasipem menyampaikan tunggu Sekdes atau Kades yang bisa menjelaskan, ucapnya.
Fakta paling mencolok: justru setelah temuan media dan desakan dari aktivis, baru terlihat adanya “pembenahan”. Ini menimbulkan pertanyaan besar
Apakah jika tidak ada temuan mereka akan terus diam membiarkan potongan BSU terjadi tanpa pertanggungjawaban?
Gus Aulia, SE., MM., SH
Ketua Presidium DPP Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI), Gus Aulia, SE., MM., SH, mengecam keras fenomena ini. Ia menilai tindakan oknum perangkat desa yang diduga melakukan pemotongan sepihak berupa bantuan apapun adalah bentuk nyata pengkhianatan terhadap rakyat kecil ini sudah bentuk pungli APH harus bertindak," tegasnya.
Tanggapan dari pihak kecamatan saat dikonfirmasi 6/8/2025 terkait BSU dipangkas oleh oknum perangkat Desa Duduksampeyan yang sempat viral di media menyampaikan untuk konfirmasinya langsung ke kepala desa
Kini, tim BUSERMEDIAINVESTIGASI.ID menunggu klarifikasi dari pihak perangkat Desa Duduksampeyan relawan aktivis terus mendalami menyelidiki perkara ini lebih lanjut
Skandal ini belum berakhir dan komitmen pengawalan publik tetap menyala.
Bukan hanya uang yang dipertaruhkan, tapi keadilan. Jika tak ditindak, skandal serupa hanya tinggal menunggu waktu untuk kembali muncul – di tempat dan wajah yang berbeda.
Iyan - Gresik.