Dugaan Mafia Solar di Sulteng: Publik Desak Polisi dan Jaksa Jangan Mandul
Sulawesi Tengah – BUSERMEDIAINVESTIGASI.ID
Publik kini menuntut tindakan nyata, bukan sekadar janji manis aparat penegak hukum. Dugaan adanya mafia solar yang melibatkan PT Bintang Terang Delapan Sembilan kian mencuat dan tidak bisa lagi dipandang sebelah mata.
Audit terhadap faktur pembelian solar perusahaan tersebut disebut sebagai langkah krusial untuk membongkar praktik gelap yang sudah lama menjadi rahasia umum. Namun hingga kini, pihak-pihak yang mestinya bertanggung jawab justru memilih bungkam.
Pimpinan PT Bintang Terang Delapan Sembilan tak menggubris pertanyaan yang diajukan wartawan. Sementara seorang berinisial A, yang disebut-sebut sebagai penanggung jawab utama, juga menolak memberikan keterangan.
Di sisi lain, Humas Polda Sulteng justru buru-buru membantah adanya praktik mafia solar. “Itu tidak benar,” ujarnya singkat. Pernyataan itu memunculkan tanda tanya besar: benarkah aparat berkomitmen mengusut tuntas, atau sekadar meredam isu agar tak meluas?
Ujian Berat bagi Penegak Hukum
Kasus ini kini menjadi ujian integritas Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah dan Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah. Masyarakat menuntut adanya penyelidikan menyeluruh, transparan, dan tanpa tebang pilih.
Jika benar ada oknum yang terlibat, baik dari pihak perusahaan maupun aparat, publik ingin melihat mereka diseret ke meja hijau. Sebab, membiarkan kasus ini menguap sama saja dengan membiarkan rakyat terus menjadi korban permainan kotor mafia energi.
Gus Aulia Angkat Bicara
Ketua Presidium DPP Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI), Gus Aulia, SE., MM., SH, dengan tegas menyoroti kasus ini.
“Sudah terlalu lama publik dibohongi oleh mafia energi. Jika benar ada indikasi penyimpangan dalam distribusi solar, maka Polda Sulteng dan Kejati Sulteng jangan hanya jadi penonton. Jangan sampai masyarakat menilai aparat mandul dan hanya berani kepada rakyat kecil, tapi ciut menghadapi cukong besar,” tegas Gus Aulia.
Ia juga menegaskan bahwa praktik mafia solar bukan hanya merugikan negara, tetapi juga melukai keadilan sosial. “Kami dari PWDPI akan terus mengawal kasus ini. Jika aparat tidak berani menuntaskan, maka publik akan menilai ada permainan busuk di balik diamnya penegak hukum,” tambahnya.
Pertanyaan yang Menggantung
Pertanyaannya kini jelas: apakah kasus ini akan berakhir menjadi arsip di laci tanpa kejelasan, ataukah aparat berani membongkar borok yang selama ini disembunyikan?
Publik menunggu bukti nyata, bukan lagi sekadar retorika.
Tim - Redaksi.