BREAKING NEWS

Kepala SMKN 1 Pante Bidari Sebut Berita Yang Beredar Itu Hoax

Idi Rayeuk –BUSERMEDIAINVESTIGASI.ID
Terkait pemberitaan yang beredar di sejumlah media online dengan narasi dugaan penggunaan dana BOS yang tidak transparan hingga menyebabkan SMKN 1 Pante Bidari tidak mengalami perubahan, hal itu merupakan berita bohong (Hoax). Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Sekolah SMKN 1 Pante Bidari, Izhar, S.Pd.I kepada media ini, Jumat (7/8/2025).

Izhar menjelaskan, selama dirinya bertugas sebagai kepala SMKN 1 Pante Bidari sejak tahun 2022, ia telah memberikan kontribusi nyata terhadap kemajuan sekolah tersebut. Hal itu dibuktikan dengan sejumlah prestasi dan penghargaan yang diperoleh.

Di antaranya, pada tahun 2022 di bawah kepemimpinannya, SMKN 1 Pante Bidari menjadi sekolah tingkat SMK pertama yang menerapkan Kurikulum Merdeka di Kabupaten Aceh Timur. Selain itu, berbagai prestasi lainnya juga diraih, sehingga pada tahun 2023 pemerintah memberikan apresiasi berupa dana BOS kinerja sebagai bentuk penghargaan atas kinerja sekolah yang dinilai baik.

Dari sisi pembangunan dan tata kelola, SMKN 1 Pante Bidari juga mengalami kemajuan signifikan. Halaman yang sebelumnya kumuh dan becek saat musim hujan kini tertata rapi, bersih, dan indah. Mutu pendidikan pun meningkat, dibuktikan dengan bertambahnya jumlah siswa di setiap jurusan hingga pada tahun 2025 melebihi kuota yang tersedia.

Hal tersebut menjadi bukti bahwa SMKN 1 Pante Bidari terus berkembang. Terkait penggunaan dana BOS, setiap tahun dilakukan audit oleh pihak Inspektorat dan tidak pernah ditemukan masalah. Karena itu, tudingan yang dialamatkan kepada dirinya dinyatakan bohong dan tidak berdasar.

Izhar berharap, setiap pemberitaan yang diekspos ke publik harus mengedepankan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dan disajikan sesuai fakta, karena berita bohong tanpa bukti jelas hanya akan merugikan sekolah dan mencederai wajah pendidikan.

Menanggapi hal ini, Ketua Presidium DPP Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI), Gus Aulia, SE., MM., SH, mengingatkan para insan pers untuk senantiasa berpegang teguh pada prinsip jurnalisme yang berimbang, akurat, dan terverifikasi.

> "Wartawan harus memegang teguh kode etik dan menjalankan verifikasi sebelum menayangkan berita. Jangan sampai media menjadi alat untuk menyebarkan fitnah atau merusak reputasi seseorang atau lembaga. Pemberitaan yang keliru bukan hanya melanggar etika, tetapi juga bisa berdampak hukum bagi pelakunya," tegas Gus Aulia.

Beliau juga menambahkan, PWDPI akan selalu membela wartawan yang bekerja secara profesional, namun juga akan mengkritisi dan mengambil langkah tegas jika ada oknum jurnalis yang menyalahgunakan profesi. Tim - Redaksi.

Post a Comment