Viral! Hotel GHAIB Syariah di Pekalongan, Tamu Diusir Setelah Menolak Bayar Tambahan , Rating Anjlok!
PEKALONGAN – BUSERMEDIAINVESTIGASI.ID
Sebuah video pengakuan tamu hotel di Pekalongan, Jawa Tengah, mendadak viral di media sosial. Rama Sahid, founder Adaptable Consulting sekaligus penggerak gerakan “Yuk Berani Bicara”, membagikan pengalaman tak menyenangkan usai diusir dari Hotel Indonesia Pekalongan karena menolak membayar biaya tambahan sebesar Rp10.224.
Lewat akun TikTok @ramasahid, Rama mengungkap dirinya memilih hotel tersebut karena konsep syariahnya dan promo harga menarik di aplikasi pemesanan online. Namun saat check in, pihak hotel mendadak meminta biaya tambahan di luar kesepakatan pemesanan.
"Saya konsisten dengan prinsip saya, tidak mau ada biaya tambahan apapun," tegas Rama dalam videonya.
Diusir Usai Bersikukuh Tak Mau Bayar Tambahan
Awalnya, pihak hotel mengizinkan Rama masuk kamar. Namun tak lama, staf hotel datang mengetuk pintu kamar dengan keras dan memintanya segera keluar karena dianggap tidak mengikuti aturan hotel.
Tak hanya itu, Rama bahkan disebut membuat tamu lain merasa tidak nyaman. Saat meminta pengembalian uang, pihak hotel justru meminta Rama menyelesaikannya dengan aplikasi tempat ia memesan kamar.
Tiga video yang diunggah Rama sontak meledak di TikTok, ditonton lebih dari 15 juta kali, dan memantik ribuan komentar pedas warganet.
Akibatnya, rating Hotel Indonesia Pekalongan di Google Maps turun drastis menjadi 3,7. Nama hotel tersebut sempat “dikerjai” warganet menjadi “Hotel Ghoib Indonesia Pekalongan”.
Pihak Hotel Angkat Bicara
Melalui akun Instagram @popfmindonesia, pihak hotel akhirnya memberikan klarifikasi. Mereka membenarkan adanya biaya tambahan Rp10.224 yang diklaim sebagai aturan internal hotel. Manajemen juga mengajak Rama untuk bertemu membahas persoalan tersebut.
Sayangnya, klarifikasi itu justru makin menyulut amarah publik. Kolom komentar dipenuhi hujatan:
“Pakai nama syariah tapi sistemnya riba,” tulis akun @affandia***
“Sudah lama modus minta extra payment di lokasi,” timpal akun @egaandala***
Respons Ketua Presidium DPP PWDPI
Ketua Presidium DPP Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI), Gus Aulia, SE., MM., SH., M.Ph, menyayangkan viralnya peristiwa tersebut terlebih hotel tersebut membawa nama syariah.
“Sangat disayangkan, mengusung nama hotel syariah tetapi pelayanannya tidak mencerminkan nilai-nilai syariah. Jangan hanya mengejar keuntungan, namun prinsip kejujuran, amanah, dan pelayanan terbaik kepada tamu harus dikedepankan,” tegas Gus Aulia.
Tanggapan Pakar Hukum
Pakar hukum Merlisnawati, SH., MH., ikut angkat suara saat ditemui tim Awak Media Buser Investigasi, Jumat (16/8/2025) pukul 10.15 WIB.
“Kami mengecam kejadian ini. Aspek pelayanan yang sewenang-wenang terhadap customer dapat menjadi citra buruk bagi Hotel Syariah yang sedang viral ini. Harus ada penegakan aturan agar tidak merugikan konsumen,” ujarnya tegas.
(Masih) Jadi Buah Bibir Warganet
Hingga kini, kasus “pengusiran” tamu hotel syariah ini masih ramai dibahas. Banyak warganet meminta pemerintah daerah dan instansi terkait turun tangan menertibkan aturan hotel yang dianggap merugikan konsumen.
Adapun Klarifikasi dari Pihak Dinas Pariwisata, asosiasi perhotelan. Tim Redaksi Masih menunggu konfirmasinya.
Tim Investigasi akan menyajikan Fakta di balik setiap Berita.
Tim Redaksi.