BREAKING NEWS

Fenomena Kumpul Kebo, Pemkot Surabaya Siapkan Razia Rumah Kos: Berkaca Dari Kasus Mutilasi Pacet

Surabaya – BUSERMEDIAINVESTIGASI.ID
Kasus mutilasi yang terjadi di kawasan Pacet, Mojokerto, ternyata membuka tabir praktik kumpul kebo yang masih marak di Kota Surabaya. Fakta ini terungkap setelah polisi menangkap pelaku bernama Alvi Maulana (24), yang tega menghabisi nyawa kekasihnya TAS (25) di sebuah rumah kos dua lantai di Jalan Lidah Wetan Gang 1, Lakarsantri, Surabaya. Padahal, keduanya diketahui belum memiliki ikatan pernikahan.

Tragedi ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Achmad Zaini, menegaskan pihaknya akan kembali mengintensifkan razia rumah kos untuk mencegah kasus serupa terulang.

> “Ya, kasus mutilasi di rumah kos Lakarsantri itu jadi perhatian kami. Kami juga berterima kasih karena sudah diingatkan. Nanti kami galakkan kembali razia kosan,” ujar Zaini, dikutip dari JawaPos.com, Sabtu (13/9/2025).

Menurut Zaini, penertiban rumah kos akan dibahas dalam rapat lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), mengingat operasional indekos menyangkut banyak sektor, mulai dari pendataan penghuni hingga perizinan.

> “Nanti akan melibatkan Dispendukcapil untuk pendataan warga yang tinggal di sana, lalu soal perizinannya bagaimana, baru kemudian tindak lanjut ke depannya,” jelasnya.

Ia menegaskan, Pemkot berkomitmen menciptakan lingkungan yang aman, tertib, dan kondusif agar warga merasa nyaman beraktivitas.

> “Dalam dua minggu terakhir ini akan kami cek situasi kos-kosan. Yang pasti, razia akan kembali dihidupkan sebagai langkah antisipatif,” tegasnya.

Sementara itu, kasus mutilasi Pacet sendiri berawal dari penemuan potongan telapak kaki di jurang Jalur Pacet–Cangar, Mojokerto, pada Sabtu (6/9/2025). Penemuan itu membuat geger warga hingga akhirnya polisi melakukan penyelidikan intensif.

Hasilnya, sebanyak 76 potongan tubuh korban ditemukan di sejumlah lokasi berbeda. Korban diketahui bernama TAS (25), warga Made Kidul, Lamongan, Jawa Timur.

Menanggapi fenomena ini, Gus Aulia, SE., S.H., M.M., M.Ph, Ketua Presidium Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI), menilai kasus mutilasi Pacet seharusnya menjadi alarm sosial bagi semua pihak, terutama pemerintah daerah.

> “Kasus ini tidak hanya soal kriminal murni, tetapi juga membuka fakta praktik kumpul kebo yang sudah lama dibiarkan. 14/09/2025

Pemerintah harus lebih serius menertibkan kos-kosan, bukan sekadar razia simbolis, melainkan penataan menyeluruh agar tidak menjadi tempat subur bagi tindak asusila maupun tindak kriminal,” tegas Gus Aulia.

Husna - Mojokerto.

Post a Comment