Pemkab Lamongan Tidak Penuhi Undangan MUI Terkait Makam Buatan, Menimbulkan Pro dan Kontra

Beberapa tokoh agama dari Dusun Rangkah telah hadir di lokasi. Salah satu tokoh masyarakat, H. Mahmudi, mengungkapkan harapannya sebelum mediasi dimulai. Dia berharap pertemuan ini dapat menjadi yang pertama dan terakhir mengenai masalah makam palsu tersebut, dan berharap keputusan hari ini dapat mengakhiri polemik ini.

Proses mediasi tertutup dipimpin langsung oleh KH. Masnur Arief, SH., Ketua Majelis Ulama Indonesia Lamongan, dan dimulai pukul 10:45 WIB hingga selesai pada pukul 11:45 WIB. Mediasi tersebut dihadiri oleh beberapa pejabat penting, antara lain Drs. KH. Masy Hudan Zakaria, M. Ag., Ketua MUI Lamongan; Drs. H. M. Tsalist Fahmi, M.M., Sekretaris Umum MUI Lamongan; Dr. Ahmad Hanif Farudin, MA, Sekretaris MUI Lamongan; Mujib, Kepala Desa Ngujungrejo; Miliki, Kepala Dusun Rangkah; dan Tomaji, Ketua BPD Desa Ngujungrejo.

Setelah sidang tertutup selesai, KH. Masnur Arief, SH., Ketua Fatwa MUI Lamongan, menyampaikan kepada awak media bahwa makam buatan ini menimbulkan pro dan kontra. Ia menyatakan bahwa mereka meminta keterangan dari kedua belah pihak, namun sampai saat ini belum ada perwakilan dari Pemkab Lamongan yang hadir.

Dalam wawancara terpisah, Sri Rahayu, Kabag Kesra, menyatakan bahwa jarak antara kantor MUI dan Pemkab hanya beberapa langkah saja. Namun Aneh dan Tanda Tanya Besar Bagi Kami karena Tak datang

Undangan dari MUI sudah diberikan kepada Sekpri Asisten Satu, namun Pemkab tetap tidak memenuhi undangan tersebut, ungkap Sri Rahayu.

Sebagaimana diwartakan Langsung Oleh Jurnalis Buser Media Inpestigasi pada Redaksi.