Kejagung: Mantan Kabadiklat Kumdil MA Tersangka Dugaan Suap, Uang Belum Diserahkan kepada Hakim Agung
Smallest Font
Largest Font
Jakarta – BUSERMEDIAINVESTIGASI.ID
Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkapkan bahwa ZR (Zarof Ricar), mantan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan (Kabadiklat Kumdil) di Mahkamah Agung (MA), yang kini menjadi tersangka dalam kasus dugaan pemufakatan jahat suap, diketahui belum menyerahkan uang suap kepada Hakim Agung yang menangani perkara kasasi Ronald Tannur. Berdasarkan penyelidikan, ZR menerima uang senilai Rp5 miliar dari LR, yang disebutkan akan diberikan kepada tiga Hakim Agung MA berinisial S, A, dan S. ZR sendiri dijanjikan upah senilai Rp1 miliar atas upaya pemufakatan tersebut.
Hasil penggeledahan di rumah ZR di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, menunjukkan bahwa uang suap tersebut masih tersimpan di dalam amplop dan belum diserahkan kepada para hakim yang disebutkan. “Ternyata, uang itu masih di amplop. Masih di rumah si ZR. Di sini terjadi pemufakatan jahat untuk menyuap hakim supaya perkaranya bebas, tapi uangnya belum ke sana,” ujar seorang pejabat Kejagung, dikutip dari Antara, Sabtu (26/10/2024).
ZR mengakui bahwa ia telah berkomunikasi dengan para hakim terkait dan menyebutkan bahwa uang dari LR baru diberikan kepadanya pada bulan Oktober. Meski demikian, Kejagung menegaskan bahwa penyelidikan akan terus berlanjut untuk mengungkap detail keterlibatan semua pihak yang terlibat dalam skema suap ini.
Qohar, salah satu pejabat di Kejagung, menegaskan bahwa penyidik akan mendalami lebih lanjut keterangan-keterangan yang diberikan oleh ZR. Tidak menutup kemungkinan, kata Qohar, bahwa ketiga Hakim Agung tersebut juga akan dipanggil untuk dimintai keterangan.
“Semua yang terlibat pasti akan kami panggil untuk menemukan titik terang,” ujar Qohar.
Kasus ini semakin menarik perhatian publik karena melibatkan nama-nama besar dalam sistem peradilan. Kejagung memastikan bahwa proses hukum akan berjalan transparan demi menjaga integritas dan keadilan di lingkungan peradilan.(Ica-Jkt).
Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkapkan bahwa ZR (Zarof Ricar), mantan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan (Kabadiklat Kumdil) di Mahkamah Agung (MA), yang kini menjadi tersangka dalam kasus dugaan pemufakatan jahat suap, diketahui belum menyerahkan uang suap kepada Hakim Agung yang menangani perkara kasasi Ronald Tannur. Berdasarkan penyelidikan, ZR menerima uang senilai Rp5 miliar dari LR, yang disebutkan akan diberikan kepada tiga Hakim Agung MA berinisial S, A, dan S. ZR sendiri dijanjikan upah senilai Rp1 miliar atas upaya pemufakatan tersebut.
Hasil penggeledahan di rumah ZR di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, menunjukkan bahwa uang suap tersebut masih tersimpan di dalam amplop dan belum diserahkan kepada para hakim yang disebutkan. “Ternyata, uang itu masih di amplop. Masih di rumah si ZR. Di sini terjadi pemufakatan jahat untuk menyuap hakim supaya perkaranya bebas, tapi uangnya belum ke sana,” ujar seorang pejabat Kejagung, dikutip dari Antara, Sabtu (26/10/2024).
ZR mengakui bahwa ia telah berkomunikasi dengan para hakim terkait dan menyebutkan bahwa uang dari LR baru diberikan kepadanya pada bulan Oktober. Meski demikian, Kejagung menegaskan bahwa penyelidikan akan terus berlanjut untuk mengungkap detail keterlibatan semua pihak yang terlibat dalam skema suap ini.
Qohar, salah satu pejabat di Kejagung, menegaskan bahwa penyidik akan mendalami lebih lanjut keterangan-keterangan yang diberikan oleh ZR. Tidak menutup kemungkinan, kata Qohar, bahwa ketiga Hakim Agung tersebut juga akan dipanggil untuk dimintai keterangan.
“Semua yang terlibat pasti akan kami panggil untuk menemukan titik terang,” ujar Qohar.
Kasus ini semakin menarik perhatian publik karena melibatkan nama-nama besar dalam sistem peradilan. Kejagung memastikan bahwa proses hukum akan berjalan transparan demi menjaga integritas dan keadilan di lingkungan peradilan.(Ica-Jkt).
Channel Official
Channel busermediainvestigasi.id
Untuk
mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
