BREAKING NEWS

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan peran besar Abah Anom dalam membentuk spiritualitas dan arah hidupnya.

Bandung – BUSERMEDIAINVESTIGASI.ID- Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, baru-baru ini mengungkapkan sisi lain dari perjalanan hidup dan spiritualitasnya yang selama ini jarang diketahui publik. Dalam sebuah acara pengajian dan silaturahmi budaya di Tasikmalaya, Kang Dedi menceritakan bahwa dirinya merupakan murid dari seorang ulama besar dan kharismatik di Jawa Barat, yaitu Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin, atau yang lebih dikenal dengan nama Abah Anom.

Abah Anom merupakan tokoh sentral dalam Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya, sebuah tarekat besar yang berpusat di Pondok Pesantren Suryalaya, Kabupaten Tasikmalaya. Beliau dikenal luas sebagai guru spiritual dan tokoh pembaharu yang berhasil menggabungkan nilai-nilai tasawuf dengan pendekatan sosial kemasyarakatan yang sangat relevan.

Sosok Abah Anom di Mata Kang Dedi

Dedi Mulyadi Gubernur Jawabarat 

Dalam keterangannya, Kang Dedi menyampaikan bahwa perkenalannya dengan Abah Anom terjadi sejak dirinya masih muda. Saat itu, ia tengah mencari arah hidup dan pegangan spiritual yang kuat. Pertemuan pertamanya dengan Abah Anom menjadi titik balik yang menentukan jalan hidupnya.

Abah Anom bukan hanya guru dalam ilmu agama, beliau adalah suluh dalam kegelapan batin saya saat itu. Beliau tidak hanya membimbing saya secara spiritual, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, keikhlasan dalam pelayanan, dan keberanian untuk tetap teguh di jalan yang lurus,” ujar Kang Dedi dalam kesempatan tersebut.

Menurut Dedi, salah satu pesan Abah Anom yang selalu ia pegang teguh adalah pentingnya menjadikan kekuasaan dan jabatan sebagai sarana pengabdian, bukan sebagai tujuan.

Kekuasaan itu ujian. Kalau niatnya bukan karena Allah dan untuk kemaslahatan umat, maka ia akan menjadi bencana,” ungkap Kang Dedi menirukan wejangan sang guru.

Peran Abah Anom dalam Gerakan Sosial

Abah Anom tidak hanya dikenal di kalangan santri dan pengamal tarekat, tetapi juga memiliki kontribusi besar dalam gerakan sosial dan rehabilitasi narkoba. Lewat program Inabah, beliau mengembangkan metode rehabilitasi berbasis spiritual yang terbukti efektif dan diakui hingga tingkat nasional dan internasional. Bahkan, sejumlah lembaga pemasyarakatan dan instansi pemerintah sempat menjalin kerja sama dengan Pesantren Suryalaya dalam bidang pembinaan narapidana dan pecandu narkoba.

Kedekatan Kang Dedi dengan Suryalaya turut memengaruhi pendekatan kebijakan sosialnya selama menjabat sebagai kepala daerah. Banyak kebijakan yang ia gagas mengandung nilai-nilai spiritualitas dan kemanusiaan, seperti pembangunan berbasis budaya, penghormatan terhadap kearifan lokal, serta penanganan kemiskinan dengan pendekatan personal dan berkelanjutan.

Warisan Spiritual yang Terus Dihidupkan

Kini, meski Abah Anom telah wafat pada tahun 2011, pengaruhnya masih sangat kuat terasa. Kang Dedi mengaku, dalam setiap pengambilan keputusan besar, ia masih sering mengingat nasihat-nasihat sang guru.

Beliau selalu mengajarkan bahwa hidup ini harus dijalani dengan rendah hati, kerja keras, dan pengabdian. Itu yang terus saya jaga hingga hari ini,” pungkas Kang Dedi.

Pernyataan Kang Dedi ini sontak menuai respon positif dari masyarakat dan para pengikut TQN Suryalaya. Banyak yang mengapresiasi keterbukaan beliau dalam menyampaikan akar spiritualnya, dan berharap nilai-nilai yang diwariskan Abah Anom dapat terus hidup dalam kepemimpinan Jawa Barat.

Sumber Berita di Peroleh : Tim Redaksi.

Post a Comment